Membangun Masyarakat Madani yang Islami yang Berkarakter Ulul albab

 Masyarakat Madani

              Masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu untuk stabilitas masyarakat. Inisiatif individu dan masyarakat akan berpikir, seni, pelaksanaan pemerintah oleh hukum dan tidak nafsu atau keinginan individu. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15: Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun. dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan. Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, e”. Diera globalisasi ini membawa dampak tersendiri bagi masyarakat Indonesia.mansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

              Diera Globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa begitu banyak perubahan sehingga dapat membuat masyarakat berfikir secara terbuka yaitu dapat mempersatukan berbagai masyarakat diberbagai dunia melalui  sistem aliran bebas informasi. Masyarakat mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman akan  tetapi masyarakat harus bisa menyaring informasi yang didapat apalagi diera globalisasi ini banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Menghadapi berbagai tantangan globalisasi tak heran bahwa dunia sedang mengalami krisis fundanmental yang berakibat pada sistem ekonomi dan politik secara global. Kesenjangan diberbagai aspek kehidupan seperti kemiskinanan, pengangguran, konflik, pembunuhan, dan lain-lainnya. Untuk mengatasi masalah fundamental menyeluruh tersebut diperlukan kesepakatan antar agama dan praktek agama untuk membentuk satu nilai bersama yang diakui oleh semua pihak dan berlangsung secara universal melalui etika global. Namun demikian, keinginan masyarakat Indonesia mewujudkan masyarakat madani merupakan cita-cita yang perlu diupayakan, karena dengan kehidupan masyarakat madani bangsa ini lebih mampu eksis dan berkompetens dengan bangsa-bangsa lain didunia dalam menghadapi berbagai tantangan global. Masyarakat yang diinginkan tentunya adalah masyarakat yang damai, sejahtera, terbuka, maju, dan modern atau yang lebih dikenal dengan masyarakat madani bukan sebagai masyarakat yang totaliter, yakni masyarakat yang menginjak injak akan hak asasi manusianya sendiri. Masyarakat madani akan tersusun dari masyarakat-masyarakat madani lokal dengan berdasarkan pada kebudayaannya masing-masing. Dalam membangun masyarakat madani juga diperlukan pendidikan agama karena sesungguhnaya, masyarakat madani secara sesungguhnya adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang penuh dengan kecerdasan, kreatifitas, keadaban, kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan penuh dengan nilai-nilai yang bersumber religuisitas. Oleh karena itu, membangun masyarakat madani berarti membangun sikap dan prilaku masyarakat agar tercipta keseimbangan hidup jasmani dan ruhani dalam hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan atau mentranformasikan ilmu dan keterampilan serta kepekaan rasa atau agama. Tetapi seyogyanya memberi perlengkapan kepada anak didik untuk mampu memecahkan persoalan-persoalan yang sudah nampak sekarang maupun yang baru nampak jelas pada masa yang akan datang. Mampu memecahkan persoalan yang dipandang sebagai kewajiban sendiri baik sebagai profesional yang terikat pada kode etik profesinya atau kerena adanya komitmen batin antara dirinya dengan Allah maupun sebagai kewajiban kemanusiaan yang secara sadar dan ikhlas memandang usaha tersebut sebagai langkah yang berguna bagi lingkungannnya. Dengan kata lain, pendidikan Islam harus berorientasi ke masa yang akan datang karena sesungguhnya anak didik masa kini adalah generasi penerus pada masa yang akan datang. Dalam Piagam Madinah, digambarkan nilai-nilai inklusifisme dan tasamuh bukan wujud pemaksaan kehendak dalam beragama walaupun di Madinah terdapat 3 golongan besar, yaitu (1) sahabat-sahabat mulia (Anshar dan Muhajirin), (2) orang-orang Musyrik yang tidak mau beriman, dan (3) orang-orang Yahudi. Seiring dengan akhlaknya yang mulia, Rasulullah SAW terus berupaya mengembangkan dakwah Islamiyah pada seluruh kabilah di Madinah. Hasil Pembahasan : 1) Pembentukan masyarakat madani hanya bisa direalisasikan dengan pelaksanaan pendidikan islam secara menyeluruh dan berdasarkan pada Al- Qur’an dan Hadits. 2) Faktor-faktor yang mendukung terhadap keberhasilan pendidikan islam adalah materi pendidikan kurukulum), guru, murid, sarana pendidikan ( gedung sekolah dan masjid ) dan teknik pengajaran 3) Adapun tahap-tahap pendidikan Islam yang harus dilalui dalam membangun masyarakat madani adalah pembentukan pribadi muslim yang saleh, dilanjutkan dengan pembinaan keluarga yang islami serta pengkaderan pada lingkungan sekitarnya hingga tercapainya masyarakat yang islami.

           Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman, maka umat Islam harus berperan aktif dalam mewujudkan Masyarakat Madani. Oleh karena itu maka Umat Islam harus menunjukan perannya dalam mewujudkan Masyarakat Madani yaitu antara lain; 1. Melakukan pembenahan kedalam tubuh umat Islam untuk menghapus kemiskinan. 2. Menciptakan keadilan sosial dan demokrasi. 3. Merangsang tumbuhnya para intelektual. 4. Mewujudkan tata sosial politik yang demokratis dan sistem ekonomi yang adil. 5. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan pendidikan rakyat. 6. Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh, TKI, TKW yang digaji atau di PHK secara sepihak, di siksa bahkan di bunuh oleh majikannya dan lain-lain). 7. Sebagai kontrol terhadap negara . 8. Menjadi kelompok kepentingan atau kelompok penekan  dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pancasila sebagai, sistem filsafat, sebagai Ideologi & Dasar Negara, serta Hubungannya dengan Ideologi Dalam Agama Islam "